Jika saat ini Anda berniat membangun sebuah blog, maka ada beberapa kesalahan yang harus Anda hindari, karena kesalahan ini merupakan hal yang paling sering dilakukan oleh blogger pemula maupun blogger lama.
Diadaptasi dari Search Engine Journal, paling tidak ada 7 kesalahan yang mesti Anda hindari saat membangun sebuah blog.
Karena kalau salah satu dari 7 penyakit ini ada di blog Anda, maka performa blog Anda tidak akan maksimal, terutama dari sisi SEO.
Apa saja 7 kesalahan tersebut? Mari kita bahas satu per satu.
1. Navigasi yang Rumit
Kesalahan pertama yang harus Anda hindari adalah navigasi blog yang rumit.
Seiring perkembangannya, update algoritma Google selalu mengarah ke user experience, Google ingin memastikan bahwa setiap user mendapatkan pengalaman terbaik saat mengunjungi sebuah blog atau website.
Dari sekian banyak metrik user experience, salah satu yang paling penting adalah navigasi blog yang mudah. Sehingga saat user berkunjung ke blog kita, mereka tidak kebingungan.
Selain membantu user, navigasi blog yang baik akan memudahkan Googlebot dalam memahami isi konten Anda.
Kalau Google paham dan konten Anda relevan dengan query user, maka besar kemungkinan konten Anda akan mendapatkan posisi terbaik di SERP (Search Engine Result Page).
Best practice yang bisa Anda lakukan adalah dengan membuat menu yang terstruktur dan menempatkannya di tempat yang mudah dijangkau oleh user.
2. Loading Blog yang Lambat
Zaman sekarang, kecepatan adalah hal wajib, termasuk kecepatan blog saat diakses.
Bayangkan Anda membuka sebuah blog, tapi blog tersebut baru terbuka setelah 10 detik, apa yang Anda rasakan? Pasti sebel.
Contoh lebih sederhananya, saat Anda menonton video di YouTube, terus buffering, bagaimana perasaan Anda? Pasti bete kan?
Fakta di atas menunjukkan bahwa orang itu tidak suka hal yang lambat, mereka ingin serba cepat, termasuk saat mereka consume konten di blog Anda.
Lambat sedikit, mereka akan meninggalkan blog Anda dan cari blog lain yang lebih cepat.
Best practice yang bisa Anda lakukan adalah dengan memilih server/hosting yang bagus, kalau bisa yang jarang down, untuk rekomendasinya Anda bisa cek disini.
Selain itu, kalau Anda pakai CMS seperti WordPress atau Blogspot, sebisa mungkin pilih theme yang ringan dan gunakan plugin seperlunya, cukup plugin-plugin penting untuk blog saja.
Best practice lainnya bisa Anda baca di artikel cara mempercepat loading blog berikut ini.
3. Blog Tidak Mobile Friendly
Kesalahan berikutnya adalah blog tidak mobile friendly. Artinya saat blog diakses melalui mobile tampilannya jadi berantakan.
Cara ceknya gampang, Anda bisa pakai tools Mobile-Friendly Test milik Google.
Tinggal masukkan URL blog kemudian lihat hasilnya, blog Anda sudah mobile friendly atau belum.
Kalau hasilnya seperti ini, berarti blog Anda aman, sudah mobile-friendly.
Tapi kalau ternyata hasilnya tidak mobile friendly, maka Anda bisa coba ganti theme/template yang lain. Karena zaman sekarang mayoritas theme yang ada sudah mobile friendly, jadi tidak perlu khawatir soal ini.
4. Mengupload Gambar dengan Size Besar
Kesalahan selanjutnya adalah tidak memperhatikan ukuran gambar yang diupload.
Kadang ada yang upload gambar dengan size 1 MB bahkan lebih. Mungkin sekilas 1 MB itu kecil, tapi untuk ukuran blog dan website, 1 MB itu sangat besar.
Karena saat orang membuka halaman yang ada gambar 1 MB nya, maka proses rendering akan jadi lebih lama dan butuh resource lebih besar.
Contoh sederhananya, saat Anda download file 100 MB dan file 10 MB mana yang lebih cepat dan hemat kuota? Pasti yang 10 MB kan?
Itu juga yang terjadi pada blog, ukuran file gambar yang besar akan membuat proses loading jadi lebih lama dan berat, selain itu akan memakan space hosting yang cukup besar, kapasitas hosting Anda kan jadi cepat penuh.
Best practice yang bisa Anda lakukan adalah compress dulu gambar yang akan Anda upload ke blog, caranya macam-macam, bisa pakai software editing atau pakai tools-tools compress online.
Sebisa mungkin ukuran gambar yang Anda upload di bawah 100 KB, supaya loading blog Anda jadi lebih cepat.
Agar lebih optimal, Anda juga bisa menggunakan format WebP selain format PNG atau JPG.
Anda juga bisa cek postingan Instagram berikut ini:
5. Popup yang Mengganggu
Pernah gak Anda mampir ke sebuah website, kemudian tiba-tiba muncul popup ini itu? Entah itu diskon lah atau sesimpel langganan newsletter.
Sebetulnya selagi itu tidak mengganggu it’s fine, tapi kalau sudah mengganggu apalagi susah untuk di-close, maka saran kami hindari praktik demikian.
Karena hal ini akan memperburuk user experience di blog Anda, saat user experience buruk maka orang malas mampir lagi ke blog Anda.
Best practice kalau Anda tetap butuh seperti kolom newletter subscription dan sejenisnya, lebih baik tempatkan di kolom widget, sehingga tidak muncul tiba-tiba dan tidak menganggu user.
6. Publish Konten Seadanya
Kesalahan paling fatal adalah membuat konten asal-asalan atau seadanya, Google biasa menyebut ini dengan sebutan thin content.
Apalagi kalau konten tersebut copy paste dari tempat lain, jangan harap blog Anda tumbuh, yang ada malah kena penalty sana sini.
Best practice-nya adalah buatlah konten yang relevan dengan user intent.
Kalau user Anda butuh konten A, maka sediakan konten A, dengan bahasan yang relevan dan komprehensif.
7. Tidak Mengelola Halaman 404
Halaman 404 adalah respon yang diberikan saat ada halaman di blog Anda yang hilang atau tidak bisa ditemukan.
Hal ini terjadi biasanya karena konten tersebut sudah dihapus atau URL-nya berubah.
Kabar buruknya, kalau ternyata banyak halaman 404 di blog kita, maka Google akan menganggap blog kita kurang kredibel, karena banyak halaman yang hilang.
Maka dari itu, best practice nya adalah dengan mengelola halaman 404 ini.
Saat ada konten yang hilang, maka blog kita akan mengarahkan user untuk mengonsumsi konten sejenis, sehingga mereka tetap bisa membaca konten lainnya.
Analoginya, saat Anda pesan nasi goreng di restoran dan ternyata nasi gorengnya habis, sebisa mungkin pelayan restoran tersebut akan merekomendasikan menu lain yang mungkin Anda suka.
Caranya gimana? Kalau pakai WordPress atau Blogspot, biasanya ini bawaan dari theme-nya, maka dari itu pilihlah theme-theme yang bisa mengelola halaman 404 tersebut.
Kesimpulan
Pada akhirnya, semua usaha yang kita lakukan bermuara pada user experience, blog mana yang bisa memberikan user experience terbaik, maka blog itulah yang akan tumbuh dan berkembang.
Hal ini sejalan dengan perkembangan algoritma Google yang terus menerus mengutamakan user experience.
Maka dari itu, bagi kita pemilik blog merupakan hal wajib untuk memberikan user experience terbaik.